Tarbiyah

Home | Seputar Dunia Islam | Tarbiyah | Muslimah Zone |

Wednesday, November 01, 2006

Kesempurnaan Nikmat Allah

Allah menciptakan matahari dengan sinarnya. Pagi datang dengan segudang berkah. Kita meraih kesehatan dengan tersenyum ketika bangun di pagi hari, seraya melafadzkan hamdallah dan berhusnudzon pada-Nya agar dalam menjalani hari, kita mendapatkan nikmat dan keberkahan atas setiap detik dan helaan nafas yang diberikan Allah.
Ketika di awal hari kita memulai hidup dengan dzikir dan sujud dipertigaan malam-Nya seraya bermunajat memohon rahmat dan kebaikan. Tiada yang disukai hamba-hamba Allah yang beriman selain introspeksi memperbaiki diri dan muhasabah merupakan spirit bagi orang-orang beriman. Dan tiada lain yang paling disukai Allah selain suara-suara hati hamba-Nya yang bangun dipertengahan malam memohon ampunan dan berdo’a pada-Nya.
Allah perintahkan kita untuk menunaikan sholat fardhu 5 waktu. Allah tentukan waktunya masing-masing dengan fadhilah-fadhilahnya (Keutamaan). Allah tetapkan peraturan yang rapi dan sempurna agar kita menjadi hamba-Nya yang disiplin dan teratur memanajemen diri. Sungguh tidak ada sesuatu peraturan yang Allah ciptakan dengan sia-sia dan tanpa perhitungan, dan sesungguhnya perhitungan Allah amatlah cepat.
Fajar menjelang, Allah memerintahkan kita menunaikan sholat shubuh dengan sebelumnya disunnahkan bagi kita menunaikan sholat tahajud. Shubuh adalah awalnya kehidupan, awal waktu dimulainya aktivitas dan rutinitas pada hari itu. Shubuh menyimpan banyak rahasia dan berkah. Shubuh waktu memohon keberkahan untuk menjalani hari itu dan Allah pun telah menjanjikan rizki bagi orang yang bangun meminta pada-Nya di pagi hari. Padanya Allah titipkan waktu Dhuha, agar kita memperoleh kemudahan dalam rizki dan shodaqoh di hari itu.
Tengah hari Allah perintahkan kita menunaikan sholat zuhur. Disana Allah hendak mengingatkan kita untuk kembali bermunajat memohon padanya setelah seharian kita bekerja dari pagi hingga tengah hari. Allah berikan waktu sejenak untuk berehat dan istirahat agar kita bisa meregangkan otot dan syaraf tubuh kita sembari ruku’ dan sujud. Allah berikan waktu agar kita kembali mencharger hati dan fisik kita, agar bersemangat dalam bekerja.
Menjelang sore pun Allah kembali mengingatkan untuk menunaikan sholat Ashar, sembari mengharap pensucian atas rizki yang telah diperoleh dan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang telah diberi pada hari itu. Kemudian Allah perintahkan sholat maghrib sebagai di waktu malam kita dan sholat Isya seraya memohon do’a perlindungan di malam harinya, perintah Allah agar kita bertawakal pada-Nya atas segala usaha yang telah kita lakukan selama satu hari penuh.Allah mengatur hidup kita hingga sedemikian rapinya hanya untuk beribadah kepada-Nya. Bila kita bekerja, kita bekerja untuk meraih ridho-Nya, bila kita bershodaqoh, kita bershodaqoh untuk mendapatkan rahmat-Nya, bila kita mencari ilmu, kita mencari ilmu di jalan-Nya agar Allah berkenan meningkatkan derajat kita di sisi – Nya. Allah membimbing kita dengan penuh kasih sayang dan menjadikan ibadah sebagai amalan agar kita kuat dan istiqomah menjadi hamba-hambaNya yang mendirikan sholat serta terjaga dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.
Namun sungguh sangat disayangkan, banyak manusia yang melupakan nikmat yang telah Allah berikan, padahal Allah telah menitipkan banyak rahasia hikmah dibalik jutaan nikmat-Nya. Terkadang manusia tidak berfikir panjang untuk melakukan suatu perbuatan. Tanpa menghitung terlebih dahulu, apakah perbuatan tersebut disukai Allah sehingga mendatangkan rahmat-Nya atau malah sebaliknya, mendatangkan murka Allah.
Manusia tidak berfikir secara arif dan bijaksana bahaya-bahaya dunia. Manusia cenderung menggunakan insting hawa nafsu dari pada kecenderungan hati terhadap keberadaan Allah, Robbul’alamin yang mengawasi setiap gerak geriknya sekecil apa pun. Sehingga banyak terjadi bencana dimana-mana, alam tak lagi bersahabat, banyak manusia menderita, sakit jiwa-raga tertekan batinnya, sesama manusia saling sikut satu sama lain, mengambil sesuatu yang bukan haknya, bahkan sampai merusak kehormatan, harkat dan martabat manusia dan membunuh jiwa yang tak berdosa. Semua ini terjadi karena buah tangan manusia, dan yang menyedihkan adalah dampak yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dampak yang akan dirasakan oleh anak dan cucu kita kelak, yaitu ketika moral hanya jadi pajangan, harkat martabat menjadi boneka nafsu, dan hati nurani hanya menjadi lukisan dipinggiran jurang kenistaan.
Hidup di dunia hanya sekejap saja namun penuh pertanggung jawaban dan resiko. Sayangnya banyak manusia yang hidup di dunia ini tidak perduli, tidak menyadari hakikat dirinya sebagai ”hamba” Allah yang seharusnya ”tunduk patuh” kepada ”Tuannya”. Manusia banyak yang lupa tentang hakikat dirinya yang seharusnya hanyalah menjadi ”pelayan” Allah. Manusia lupa bahwa ia dan dunia beserta isinya hanyalah sementara. Dunia yang dikejar tidaklah kekal. Lupa kalau ada tempat kembali yang abadi yang harus ia persiapkan semenjak dari alam buaian hingga menjelang ajalnya.
Akhirat adalah tujuan akhir hidup kita. Dunia kita cari namun jangan pula melupakan akhirat. Hendaklah kita memilah dan memilih mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Sejatinya, manusia punya hati nurani, bila ia melangkah pada jalan yang benar dan diridhoi Allah, sesungguhnya ia akan merasakan ketenangan, namun jika ia melangkah pada hal yang dimurkai Allah, maka ia akan merasakan kegelisahan. Ia bisa bertanya sendiri pada hati nuraninya apakah suatu perbuatan yang dilakukannya itu baik atau salah. Dan bila manusia itu sudah tak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang salah, maka hatinya telah mati membatu. Dialah yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an sebagai kaum yang merugi, yang membuat tandingan-tandingan Allah, yang diibaratkan seperti monyet, anjing, dan babi. Na ’udzubillahimindzalik... semoga kita bukan termasuk golongan-golongan tersebut.
Manusia beriman yang disertai keikhlasan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Di dunia hasanah ia beruntung, di akhirat pun beruntung. Apabila dia seorang yang tersohor, memiliki nama, pangkat, jabatan, bahkan harta melimpah maka semua itu ia gunakan untuk kepentingan akhiratnya. Ia korbankan semua yang ia miliki di jalan Allah sebagai simpanan yang baik di sisi Allah. Ia sebagai penjual, Allah sebagai pembeli. Yang ia jual adalah dirinya dan apa yang ia miliki di jalan Allah, dan yang Allah beli adalah keimanan dan ketaqwaannya. Allah membeli apa yang ia jual dengan pahala yang berlipat di akhirat nanti. Allah selamatkan dunia-akhiratnya, Allah datangkan dunia padanya, dan Allah bahagiakan hatinyaSeperti yang tertulis dalam Al Qur’anul Karim surat At Taubah : 111
”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah...”
Orang-orang kaya masuk syurga 500 tahun setelah orang miskin. Maka jadilah orang kaya yang kaya amalnya. Yang mencari keridhoan Allah. Sesungguhnya kelak Allah tidak bertanya nama dan jabatanmu, namun Allah bertanya bagaimana duniamu. Semoga kita menjadi kaum yang beriman, ikhlas dalam beramal, dan meraih kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat. Amiin...Ya Allah, jadikanlah Al Qur’an sebagai hujjah bagi kamiPetunjuk bagi kami dunia-akhirat.
Ya Allah, hidupkanlah kami dalam naungan La Ila Ha Illallah
Bangkitkanlah kami dalam naungan La Ila Ha Illallah
Masukanlah kami ke syurga-Mu dengan naungan La Ila Ha Illallah...
Amiin...
Dokumen pribadi, di inspirasikan dari ceramah ust. Arifin Ilham dan Sholat by Raihan